Rabu, 02 September 2015

Daerah ku ( Ridho Firman Daka )




             Kabupaten Sumenep (bahasa: Songenep) adalah sebuah kabupaten di provinsi  jawa timur indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Ibu kotanya ialah kota sumenep. Kota sumenep tempat kelahiranku terdapat Khas di sumenep adalah makanan yang beraneka ragam seperti kaldu kokot dan sate madura apalagi khas kebudayaan madura yang kental dari dulu yaitu kerapan sapi yang sering diselenggarakan di giling
Nama Songenep sendiri dalam arti etimologinya merupakan bahasa kawi / Jawa Kuno yang jika diterjemaahkan mempunyai makna sebagai berikut :

Kata  Sung  mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah, dan
kata  eneb yang berarti endapan yang tenang,

maka jika diartikan lebih dalam lagi Songeneb / Songennep (dalam bahasa Madura) mempunyai arti  lembah/cekungan yang tenang".
Penyebutan Kata Songeneb sendiri sebenarnya sudah popular sejak Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas tanah Jawa, Madura dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam kitab Pararaton tentang penyebutan daerah "Sumenep" pada saat sang Prabu Kertanegara mendinohaken (menyingkirkan) arya wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik dan pemerintahan) ke Wilayah Sumenep, Madura Timur pada tahun 1269 M
'“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.'
Yang artinya:
“Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadia adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur
Era Pra Kolonial
           Pada Era Kerajaan singhasari, daerah Sumenep dipimpin oleh seorang Adipati yang juga menjadi dalang pembangunan Kerajaan majapahit, yaitu Arya Wiraraja. Dituliskan dalam berbagai kitab dan prasasti, salah satunya dalam kitab pararaton, bahwa  arya wiraraja tidak dipercaya lagi oleh Raja wisnu wardhana dan dinohaken (dijauhkan) ke Sumenep, Madura timur tepat pada tanggal 31 Oktober 1269 Masehi.
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungennep, anger ing madura wetan”.
Yang artinya: Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura sebelah timur. Disebutkan bahwa Wisnuwardhana meninggal tahun 1268, disini disebutkan Arya Wiraraja ditempatkan di Sumenep pada 31 Oktober 1269
Kemerdekaan
           Pada saat Perang Kemerdekaan, para pejuang Sumenep juga gigih mempertahankan kemerdekaan, sehingga pada tanggal 11 November 1947 terjadi pertempuran yang sangat tragis, dimana pada saat itu Kota Sumenep diserang oleh lima pesawat udara dari empat jurusan. pada saat itu, Belanda berhasil menguasai daerah pertahanan terakhir di Pulau Madura, yakni Sumenep. dan pada saat itu juga, praktis pemerintahan di Madura yang berpusat Kota Pamekasan dipindahkan ke desa Lanjuk, Manding, Sumenep.



sumber : id.wikipedia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar